Pages - Menu

Selasa, 17 Januari 2012

Aku Tidak Tahu

Ada seorang sahabat pernah mengemukakan isi hatinya padaku (katakanlah ia “sohib A”).  Ia curhat tentang ketidakpedeannya untuk bertukar pikiran dengan sahabatku yang lain (“sohib B”).  Ketika kutanya mengapa, iapun berkata padaku kalau ketidakpedean sohib A berawal dari ekspresi sohib B.  Ketika dikatakan “tidak tahu”, sohib B kerap cemberut. Setahu saya sohib A adalah orang yang cerdas.

Yak, Menjadi cerdas, tidak berarti mengetahui segala jawaban. Terkadang, jawaban paling cerdas yang kita dapat katakan adalah "Saya tidak tahu". Diperlukan rasa percaya diri dan kecerdasan extra untuk mengakui ketidaktahuan kita. Dan saat kita melakukannya, kita sedang dalam proses mempelajari jawaban sesungguhnya.

Seringkali, karena alasan kebanggaan dan mencegah rasa tidak aman, kita mengatakan tahu, padahal kita tidak tahu. Lewat cara ini, kita telah menyia-nyiakan kesempatan untuk belajar lebih lanjut. Percayalah, tidak ada salahnya kita tidak mengetahui suatu hal.

Bagian penting dari kebijaksanaan adalah mengetahui batas pengetahuan kita. Mengetahui apa yang kita tahu dan apa yang kita tidak tahu. Orang yang benar-benar cerdas adalah orang yang tahu dan mengerti, bahwa tak semua pertanyaan dapat ia jawab. Orang yang benar-benar cerdas, adalah orang yang mau bertanya, mau belajar, dan mau bertumbuh.

Gunakan pengetahuan yang kita miliki, dan miliki pengetahuan yang kita perlukan. Itu adalah jalan terbaik yang dapat kita tempuh.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar