Pages - Menu
▼
Senin, 21 Mei 2018
Duhai Muslimah bercadarku, Kekasihku
Begitu sedihnya melihat sodara2 kami yang bercadar dinodai, dibentuk opininya kemudian diidentikkan bahkan dikatakan teroris. Dan sungguh hal itu adalah sebuah fitnahh yang sangat besar dan tentu keji. Sekalipun saya sendiri tak bercadar, tapi saya tetap menghormati mereka muslimah yang bercadar, tentupun saya berdoa agar mereka tetap kuat dan malah semakin kuat dengan kejadian ini. Kitapun bukan bercerai bercerai tetapi makin bersatu. Kedamaian, itulah yang kita cari bukan?
Melihat tayangan film AADC alias Ada Apa Dengan Cadar (*bukan Ada Apa Dengan Cinta lho ya ๐).. Sedih yang selama ini terkumpul akhirnya jafi air mata yang tumpah tak terbendung. Terisak dengan nafas yang berat. Ingin juga rasanya memelukmu duhai muslimah bercadarku, kekasihku.
Saya mempunyai banyak teman bercadar, sekalipun kita berbeda komunitas, saya tetap menyayangi mereka. Adapun perbedaan adalah hal yang biasa. Dan Jika saja kita mempunyai payung yang sama dibawah naungan Islam, maka peebedaan itu akan menjadi rahmat bagi kita semua. Rasulullaah SAW bersabda:
"ูุง ُูุคْู ُِู ุฃَุญَุฏُُูู ْ ุญَุชَّู ُูุญِุจَّ ูุฃَุฎِِูู ู َุง ُูุญِุจُّ َِْูููุณِِู
Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri [HR. Bukhรขri dan Muslim]
Cobaan keisitiqomahan adalah keniscayaan dalam dunia dakwah. Sirah Rasulullah SAW beserta para sahabat ra telah mencontohkan bagaimana mengelola cobaan menjadi sesuatu yang menguntungkan diakhirat kelak. Memanglah tidak mudah. Kita harus berkorban segalanya mulai dari perasaan, harta, tenaga, hingga nyawa sekalipun. Dan yang membuktikan adalah diri kita sendiri. Tugas kita adalah saling menguatkan dan mengingatkan dalam kesabaran. We are not alone dan kita akan bermuara pada tempat yang sama, yaumul hisab di akhirat kelak. Allaah SWT berfirman:
َูุชُุจََُّْููู ِูู ุฃَู َْูุงُِููู ْ َูุฃَُْููุณُِูู ْ ََููุชَุณْู َุนَُّู ู َِู ุงَّูุฐَِูู ุฃُูุชُูุง ุงِْููุชَุงุจَ ู ِْู َูุจُِْููู ْ َูู َِู ุงَّูุฐَِูู ุฃَุดْุฑَُููุง ุฃَุฐًู َูุซِูุฑًุง َูุฅِْู ุชَุตْุจِุฑُูุง َูุชَุชَُّููุง َูุฅَِّู ุฐََِูู ู ِْู ุนَุฒْู ِ ุงْูุฃُู ُูุฑِ
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [รli ‘Imrรขn/3 : 186]
Semoga kita semua dapat bersabar dan istiqomah hingga akhir hayat, aamiin.
Kamis, 17 Mei 2018
Khadijah ra., Wanita Istimewa Pendukung Dakwah
Muslimah istimewa yang lembut dan kuat itu bernama Khadijah binti Khuwailid ibn Asad ibn Abdul Uzza ibn Qushai ibn Kilab. Seorang wanita terhormat, bijaksana, lagi cerdas. Tak hanya kaya raya, beliau juga menjadi pujaan para lelaki lantaran kagum terhadap sosok dirinya, dan akhirnya takdir Allaah beliaupun menjadi pendamping hidup penghulu para nabi, Muhammad SAW.
Ketika Rasulullah mengasingkan diri di Gua Hira, Khadijah tak mengeluh dan sabar menantikan suaminya. Beratnya massa dakwah pada saat itu, tidak sedikitpun bergeming meninggalkan suaminya, justru menjadi pendukung dakwah yang tangguh. menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan oleh Rasulullaah SAW dan membela kepentingan Islam. Perannya sangatlah besar. Beliau tidak segan-segan mengorbankan harta dan jiwanya untuk dinnul Islam. Tak heran beliau memiliki kedudukan yang mulia di hati Rasulullah SAW. Khadijah sangat mnghormati suaminya meski berusia lebih muda darinya.
Khadijah melahirkan generasi-generasi tangguh dan menjadi madrasah pertama yang perkasa.
Semoga bisa menjadi pelajaran penting dan muhasabah bagi semua muslimah dan terkhusus saya.
Jeli melihat akar masalah dan solusi
Dan menurut mereka berdua dan orang2 sepandangan, solusinya adalah mengesahkan RUU terorisme.
Kalo saya bilang sih, solusinya adalah #KhilafahAjaranIslam.
Mari buka al Quran, lihat QS. An Nur: 55
َูุนَุฏَ ุงَُّููู ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ู ُِْููู ْ َูุนَู ُِููุง ุงูุตَّุงِูุญَุงุชِ ََููุณْุชَุฎََُِّْููููู ْ ِูู ุงْูุฃَุฑْุถِ َูู َุง ุงุณْุชَุฎََْูู ุงَّูุฐَِูู ู ِْู َูุจِِْููู ْ ََُูููู َََِّّููู َُููู ْ ุฏَُِูููู ُ ุงَّูุฐِู ุงุฑْุชَุถَٰู َُููู ْ ََُูููุจَุฏََُِّّูููู ْ ู ِْู ุจَุนْุฏِ ุฎَِِْูููู ْ ุฃَู ًْูุง ۚ َูุนْุจُุฏَُِูููู َูุง ُูุดْุฑَُِููู ุจِู ุดَْูุฆًุง ۚ َูู َْู ََููุฑَ ุจَุนْุฏَ ุฐََِٰูู َูุฃَُٰููุฆَِู ُูู ُ ุงَْููุงุณُِููู
Artinya:
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nur:55)
Imam Ahmad meriwayatkan:
ุญَุฏَّุซََูุง ุณَُْููู َุงُู ุจُْู ุฏَุงُูุฏَ ุงูุทََّูุงِูุณُِّู ุญَุฏَّุซَِูู ุฏَุงُูุฏُ ุจُْู ุฅِุจْุฑَุงِููู َ ุงَْููุงุณِุทُِّู ุญَุฏَّุซَِูู ุญَุจِูุจُ ุจُْู ุณَุงِูู ٍ ุนَِู ุงُّููุนْู َุงِู ุจِْู ุจَุดِูุฑٍ َูุงَู َُّููุง ُูุนُูุฏًุง ِูู ุงْูู َุณْุฌِุฏِ ู َุนَ ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ََููุงَู ุจَุดِูุฑٌ ุฑَุฌًُูุง َُُّููู ุญَุฏِูุซَُู َูุฌَุงุกَ ุฃَุจُู ุซَุนَْูุจَุฉَ ุงْูุฎُุดَُِّูู ََููุงَู َูุง ุจَุดِูุฑُ ุจَْู ุณَุนْุฏٍ ุฃَุชَุญَْูุธُ ุญَุฏِูุซَ ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ِูู ุงْูุฃُู َุฑَุงุกِ ََููุงَู ุญُุฐََْููุฉُ ุฃََูุง ุฃَุญَْูุธُ ุฎُุทْุจَุชَُู َูุฌََูุณَ ุฃَุจُู ุซَุนَْูุจَุฉَ ََููุงَู ุญُุฐََْููุฉُ َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุชَُُููู ุงُّููุจَُّูุฉُ ُِูููู ْ ู َุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู ุชََُููู ุซُู َّ َูุฑَْูุนَُูุง ุฅِุฐَุง ุดَุงุกَ ุฃَْู َูุฑَْูุนََูุง ุซُู َّ ุชَُُููู ุฎَِูุงَูุฉٌ ุนََูู ู َِْููุงุฌِ ุงُّููุจَُّูุฉِ َูุชَُُููู ู َุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู ุชََُููู ุซُู َّ َูุฑَْูุนَُูุง ุฅِุฐَุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู َูุฑَْูุนََูุง ุซُู َّ ุชَُُููู ู ًُْููุง ุนَุงุถًّุง ََُُููููู ู َุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู ََُูููู ุซُู َّ َูุฑَْูุนَُูุง ุฅِุฐَุง ุดَุงุกَ ุฃَْู َูุฑَْูุนََูุง ุซُู َّ ุชَُُููู ู ًُْููุง ุฌَุจْุฑَِّูุฉً َูุชَُُููู ู َุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู ุชََُููู ุซُู َّ َูุฑَْูุนَُูุง ุฅِุฐَุง ุดَุงุกَ ุฃَْู َูุฑَْูุนََูุง ุซُู َّ ุชَُُููู ุฎَِูุงَูุฉً ุนََูู ู َِْููุงุฌِ ุงُّููุจَُّูุฉِ ุซُู َّ ุณََูุชَ
Telah berkata kepada kami Sulaiman bin Dawud al-Thayaalisiy; di mana ia berkata, “Dawud bin Ibrahim al-Wasithiy telah menuturkan hadits kepadaku (Sulaiman bin Dawud al-Thayalisiy). Dan Dawud bin Ibrahim berkata, “Habib bin Salim telah meriwayatkan sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir; dimana ia berkata, “Kami sedang duduk di dalam Masjid bersama Nabi saw, –Basyir sendiri adalah seorang laki-laki yang suka mengumpulkan hadits Nabi saw. Lalu, datanglah Abu Tsa’labah al-Khusyaniy seraya berkata, “Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah kamu hafal hadits Nabi saw yang berbicara tentang para pemimpin? Hudzaifah menjawab, “Saya hafal khuthbah Nabi saw.”Hudzaifah berkata, “Nabi saw bersabda, “Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja dictator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam”.(HR. Imam Ahmad)
Jadi, sudah menjadi fase dunia ini bahwa Allaah pasti akan mengokohkan Dinnul Islam, dimana pada waktu itu dia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kelaliman dan kezaliman. Pada masa itu umat manusia merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumbya; bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, langit menurunkan hujan, dan memberikan penghasilan (kekayaan) yang tak terhitung banyaknya. (yaumul qiyamah pasal 1 bab al mahdi hal. 245, oleh Yusuf al Wabil, MA., Qisthy Press)
Ibnu katsir rahimahullah berkata, "pada waktu itu banyak buah-buahan, tanam-tanaman subur, harta melimpah, kekuasaan berjalan dengan baik, agama berdiri tegak, permusuhan sirna, dan kebaikan bersemarak. " (An-Nihayah Fil-Fatan wal-Malahin 1:31 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini)
#IslamRahmatanLilAlamin
#HTILAnjutkanPerjuangan
#DakwahTanpaKekerasan
#KhilafahJanjiAllah
#KhilafatanAlaMinhajiNubuwwah
َ
Kalo saya bilang sih, solusinya adalah #KhilafahAjaranIslam.
Mari buka al Quran, lihat QS. An Nur: 55
َูุนَุฏَ ุงَُّููู ุงَّูุฐَِูู ุขู َُููุง ู ُِْููู ْ َูุนَู ُِููุง ุงูุตَّุงِูุญَุงุชِ ََููุณْุชَุฎََُِّْููููู ْ ِูู ุงْูุฃَุฑْุถِ َูู َุง ุงุณْุชَุฎََْูู ุงَّูุฐَِูู ู ِْู َูุจِِْููู ْ ََُูููู َََِّّููู َُููู ْ ุฏَُِูููู ُ ุงَّูุฐِู ุงุฑْุชَุถَٰู َُููู ْ ََُูููุจَุฏََُِّّูููู ْ ู ِْู ุจَุนْุฏِ ุฎَِِْูููู ْ ุฃَู ًْูุง ۚ َูุนْุจُุฏَُِูููู َูุง ُูุดْุฑَُِููู ุจِู ุดَْูุฆًุง ۚ َูู َْู ََููุฑَ ุจَุนْุฏَ ุฐََِٰูู َูุฃَُٰููุฆَِู ُูู ُ ุงَْููุงุณُِููู
Artinya:
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nur:55)
Imam Ahmad meriwayatkan:
ุญَุฏَّุซََูุง ุณَُْููู َุงُู ุจُْู ุฏَุงُูุฏَ ุงูุทََّูุงِูุณُِّู ุญَุฏَّุซَِูู ุฏَุงُูุฏُ ุจُْู ุฅِุจْุฑَุงِููู َ ุงَْููุงุณِุทُِّู ุญَุฏَّุซَِูู ุญَุจِูุจُ ุจُْู ุณَุงِูู ٍ ุนَِู ุงُّููุนْู َุงِู ุจِْู ุจَุดِูุฑٍ َูุงَู َُّููุง ُูุนُูุฏًุง ِูู ุงْูู َุณْุฌِุฏِ ู َุนَ ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ََููุงَู ุจَุดِูุฑٌ ุฑَุฌًُูุง َُُّููู ุญَุฏِูุซَُู َูุฌَุงุกَ ุฃَุจُู ุซَุนَْูุจَุฉَ ุงْูุฎُุดَُِّูู ََููุงَู َูุง ุจَุดِูุฑُ ุจَْู ุณَุนْุฏٍ ุฃَุชَุญَْูุธُ ุญَุฏِูุซَ ุฑَุณُِูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ِูู ุงْูุฃُู َุฑَุงุกِ ََููุงَู ุญُุฐََْููุฉُ ุฃََูุง ุฃَุญَْูุธُ ุฎُุทْุจَุชَُู َูุฌََูุณَ ุฃَุจُู ุซَุนَْูุจَุฉَ ََููุงَู ุญُุฐََْููุฉُ َูุงَู ุฑَุณُُูู ุงَِّููู ุตََّูู ุงَُّููู ุนََِْููู َูุณََّูู َ ุชَُُููู ุงُّููุจَُّูุฉُ ُِูููู ْ ู َุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู ุชََُููู ุซُู َّ َูุฑَْูุนَُูุง ุฅِุฐَุง ุดَุงุกَ ุฃَْู َูุฑَْูุนََูุง ุซُู َّ ุชَُُููู ุฎَِูุงَูุฉٌ ุนََูู ู َِْููุงุฌِ ุงُّููุจَُّูุฉِ َูุชَُُููู ู َุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู ุชََُููู ุซُู َّ َูุฑَْูุนَُูุง ุฅِุฐَุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู َูุฑَْูุนََูุง ุซُู َّ ุชَُُููู ู ًُْููุง ุนَุงุถًّุง ََُُููููู ู َุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู ََُูููู ุซُู َّ َูุฑَْูุนَُูุง ุฅِุฐَุง ุดَุงุกَ ุฃَْู َูุฑَْูุนََูุง ุซُู َّ ุชَُُููู ู ًُْููุง ุฌَุจْุฑَِّูุฉً َูุชَُُููู ู َุง ุดَุงุกَ ุงَُّููู ุฃَْู ุชََُููู ุซُู َّ َูุฑَْูุนَُูุง ุฅِุฐَุง ุดَุงุกَ ุฃَْู َูุฑَْูุนََูุง ุซُู َّ ุชَُُููู ุฎَِูุงَูุฉً ุนََูู ู َِْููุงุฌِ ุงُّููุจَُّูุฉِ ุซُู َّ ุณََูุชَ
Telah berkata kepada kami Sulaiman bin Dawud al-Thayaalisiy; di mana ia berkata, “Dawud bin Ibrahim al-Wasithiy telah menuturkan hadits kepadaku (Sulaiman bin Dawud al-Thayalisiy). Dan Dawud bin Ibrahim berkata, “Habib bin Salim telah meriwayatkan sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir; dimana ia berkata, “Kami sedang duduk di dalam Masjid bersama Nabi saw, –Basyir sendiri adalah seorang laki-laki yang suka mengumpulkan hadits Nabi saw. Lalu, datanglah Abu Tsa’labah al-Khusyaniy seraya berkata, “Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah kamu hafal hadits Nabi saw yang berbicara tentang para pemimpin? Hudzaifah menjawab, “Saya hafal khuthbah Nabi saw.”Hudzaifah berkata, “Nabi saw bersabda, “Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja dictator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam”.(HR. Imam Ahmad)
Jadi, sudah menjadi fase dunia ini bahwa Allaah pasti akan mengokohkan Dinnul Islam, dimana pada waktu itu dia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kelaliman dan kezaliman. Pada masa itu umat manusia merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumbya; bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, langit menurunkan hujan, dan memberikan penghasilan (kekayaan) yang tak terhitung banyaknya. (yaumul qiyamah pasal 1 bab al mahdi hal. 245, oleh Yusuf al Wabil, MA., Qisthy Press)
Ibnu katsir rahimahullah berkata, "pada waktu itu banyak buah-buahan, tanam-tanaman subur, harta melimpah, kekuasaan berjalan dengan baik, agama berdiri tegak, permusuhan sirna, dan kebaikan bersemarak. " (An-Nihayah Fil-Fatan wal-Malahin 1:31 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini)
#IslamRahmatanLilAlamin
#HTILAnjutkanPerjuangan
#DakwahTanpaKekerasan
#KhilafahJanjiAllah
#KhilafatanAlaMinhajiNubuwwah
َ
Rabu, 09 Mei 2018
HTI BAGIKU
Pertama kali jatuh cinta, saya jatuh cinta pada perjuangannya. Magnetnya luar biasa. Krn memang yang diperjuangkan adalah urusan utamanya kaum muslim. Melanjutkan kehidupan Islam. Agar aqidah Islam terjaga, di emban hingga tersebar keseluruh penjuru dunia kemudian menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Tapi itu semua takkan terwujud jika Khilafah tidak ditegakkan, maka Khilafahpun menjadi wajib untuk diperjuangkan.
Hingga perjuangan ini pulalah yang memotivasi saya untuk segera menyelesaikan kuliah saya, mengalahkan segala rasa jenuh dan lelah waktu itu hingga nama Syaikh Taqiyuddin an Nabhani ada dalam thesis/skripsi saya. Bukan ashabiyyah apalagi fanatik figuritas, namun saya merasa bahwa beliau telah berjasa menyelamatkan hidup saya, meskipun tak pernah bertemu muka, tapi saya tetap harus menjadi orang yang pandai berterima kasih. Memoar beliau menjadi salah satu kekuatan perjuangan kami para murid2 beliau.
Semoga kelak kita bertemu di JannahNya, aamiin.
#KhilafahAjaranIslam
#IslamRahmatanLilAlamin
#HTILanjutkanPerjuangan