Pages - Menu

Selasa, 04 September 2018

Ada Allah dibalik Rinainya air mata, kuatlah.





Dua bulan setelah pernikahan kami, alhamdulillaah kami segera diberikan rezeki oleh Allaah SWT, telah bersemayam janin dalam rahimku. Sebuah kesyukuran yang tak terhingga ketika memilikinya. Allaah telah menitipkan hadiah besar dan amanah untuk kujaga.  Bagiku ini adalah pengalaman pertama. Senangnya minta ampun. Kututup mata sambil ku elus perut ini, “kita akan berjuang bersama, nak”

Masuk bulan ke dua, aku sudah mengalami ngidam. Bulan ke tiga, ngidamnya bertambah berat. Aku mual-mual dan muntah yang bercampur dengan darah, mungkin karena keseringan muntah. Nutrisi yang masuk hanya dari sari kurma dan bubur. Makanan kesukaanpun jadi tak kusenangi. Bingung mau makan apa. Aku tak berselera makan dan berat badanku pun turun hingga 8 kilo. Hingga usia pertengahan 3 bulan, aku sudah mulai enakan. Sudah mulai beraktivitas. Memaksanya karena selalu teringat amanah. Yang sebelumnya aku diurusi ibu, kemudian sudah bisa kembali lagi kerumah, alhamdulillaah.

Saat kehamilan pertamaku, banyak pengalaman emosional. Selain merasa ngidam terus selama kehamilan, ada pula kejadian yang sedih dalam hidupku. Diusia janin 5 bulan, aku harus mendampingi bapak yang sedang sakit. Mengantarnya kerumah sakit dan melayani segala keperluannya. Hingga diakhir bulan ke 5, bapakpun harus pergi duluan kembali kepada Sang Pencipta. Dalam kondisi seperti itu, saya mengalami kesedihan yang mendalam. anak yang mana tak sedih ketika kehilangan orang tuanya.Tetapi aku terus mencoba tetap tegar dan kuat menerima semua takdir Allaah.

Setelah bapak wafat, kesedihan dan kisah terakhir bersamanya selalu terngiang dalam ingatan. Yang paling teringat adalah saat dimana aku mengurusinya di kamar saat sakit keras dan beliau memintaku untuk merapihkan kuku kakinya, menyuapinya, memapahnya ke kamar kecil, dan mengurutnya perlahan. Semua memoar sedih itu kualami saat sedang mengandung. Sepeninggal beliau, aku merasa pincang. Galau. Tengah malam terbangun dan menangis karena merindukannya. Hingga, secara tak kusadari aku menjadi orang yang mudah cemas dan sensitif. Satu hal, saat itu tak ada yang tau mengenai kondisi psikologisku ini kecuali aku dan Allaah.

Kalau diungkapkan mungkin aku saat itu mengalami gangguan kecemasan. Entahlah, apakah termasuk syndrome baby blues karena aku tidak punya banyak maklumat mengenai gangguan tersebut, melainkan apa yang aku rasakan saja. Jadinya aku hanya menganggapnya hal yang biasa dan ku kembalikan pada pemahaman Islam saja. Tawakkal illallaah, Allaah pasti memberikan jalan keluar. Itu saja dalam pikiranku. Lihat apa masalahnya, Islam pasti punya solusi. Saya banyak beristighfar, berdzikir, berdoa, beraktivitas, berkumpul bersama keluarga dan teman-teman karena aku senang bergaul, meski tak bisa dipungkiri saat aku sendiri dan saat ingatan itu harus dipanggil, perasaan sedih itu akan hadir kembali. Jujur, memang butuh perjuangan besar. Yang kupikirkan, aku adalah pengemban dakwah, seorang pejuang Khilafah, harus bisa kuat!. saat mengisi pengajian, banyak pembahasan yang mengarah pada masalahku. saat itulah aku kembali kuat dan semakin kuat. recovery.

 Anak mungil lucu itupun lahir dengan proses caesar dan berberat badan 3,3 kg. Alhamdulillaah, dia sehat. Saat ini dia sudah menginjak usia 5 tahun. Tak terasanya waktu. Dalam perkembangannya dia tumbuh menjadi anak yang sehat dan pintar, meski memiliki karakter sebagai anak yang sensitif, hatinya mudah tersentuh, mudah khawatir, dan memiliki kewaspadaan yang tinggi. Bawaan saat kehamilan dulu. Maka belajar dari pengalaman inilah di kehamilanku yang kedua, aku berusaha menjaga hati dan pikiranku.

Begitulah efek dari sebuah pemikiran. Seperti apa yang termaktub dalam kitan nizhom al Islam karya Syaikh Taqiyuddin an Nabhani bahwa perilaku manusia itu tergantung pada persepsinya terhadap sesuatu. Baagi seorang ibu hamil, kekuatan pemikiran ini begitu penting karena ia akan mndidik anaknya sedari dalam kandungan. Maka tak heran pula Allaah akan memberikan pahala yang sanat besar bagi sesiapa yang mnyenangkan hati ibu yang sedang hamil. Ternyata perjuangan seorang ibu itu luar biasa karena ditengah lelah letihnya mengandung dan meski diterjang oleh cobaan, ianya harus menjaga hati dan pikirannya. Yang terpenting adalah ikhlas dan sabar pada segala ketentuan Allaah SWT. Di setiap masalah, ingatlah bahwa ada Allaah yang senantiasa menemani. Berkumpullah bersama orang-orang sholih karena komponen penting untuk meraih sebuah kebahagiaan adalah ketika kita saling mengingatkan di Jalan Allaah SWT. 

semoga bermanfaat.


#PR1 #1011
#NgajiLiterasi (Inisiasi)
#CatatanCintaUmmi


Rabu, 11 Juli 2018

Silent is Always Gold?



Hal apa saja yang membuat kita terdiam?.   Tak bersuara. Senyap. Ya, tentunya alasannya beragam ya. Ada yang diam karena lagi mikir, karena takut salah, karena khawatir berkata kotor mungkin, diam karena emosi yang membuncah atau sedih. Pokoknya macam-macamlah.

Nah, Untuk sebagian konteks fakta seperti khawatir kalau sekalinya berbicara akan tidak terkendali atau malah berucap tak berarti yang tak dibutuhkan sang pendengar, maka diam disini terkategori seperti kata pepatah: "silent is gold", "diam adalah emas". Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”

Namun bilamana diam itu tak lagi menjadi emas?. Tak tepat jika dilakukan. Istilahnya mah "salah tingkah" gitu. Emang ada?  Ya adalah.  Diam jenis ini bukannya jadi berkah tapi malah membawa petaka 😱😨.

Zaman now, kita diserbu dengan fenomena ketika keharaman dianggap lumrah. Sebaliknya, kehalalan dianggap tabu dan kolot. Zaman terbolak balik. Agama dianggap masalah, bahkan ada kalangan yang hanya menganggapnya candu. Muncul ke permukaan dan menebarkan kekosongan pada jiwa. Berandil membungkam Islam. Memecah suara. Berceloteh riang diatas pelecehan agama. Mirisnya, banyak generasi muda mengamininya.

Ketika muslim Suriah, Patani, Rohingya, Xin Jiang, Palestina, Pakistan, uzbekistan, dll dirundung duka mendalam. Didzolimi bagai tak berujung.  Mereka jangankan berdoa, justru menebar kata yang mengiris: "udah, nggak usah ngurusin orang lain. Urusan negara kita aja segunung". Hati nurani tergilas sudah.   Berujung diam Membiarkan kejahatan. Seakan nyawa tak ada harganya. Seakan jeritan tak ada artinya. Seakan mulut tak ada gunanya.

ketika nasional menjerit harga barang mahal. Kemiskinan bertambah. Potret dunia pendidikan suram. Persekusi ulama. Mereka berkata: "biarkanlah opini itu bertebaran, hanyalah omong doank. Kita urus saja urusan kita masing-masing". "lebih baik kerja",  seakan opini tak bekerja. Lalu dari mana cikal bakal perubahan kalau bukan dari opini?. Rasulullah saw bersabda:

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً

“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar ra dituturkan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”(HR. Bukhari)

مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ

“Siapa saja yang melihat kemungkaran hendaknya ia mengubah dengan tangannya. Jika dengan tangan tidak mampu, hendaklah ia ubah dengan lisannya; dan jika dengan lisan tidak mampu maka ubahlah dengan hatinya; dan ini adalah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim)

Kekuatan opini itu dahsyat. Opini dakwah terkait solusi Islam kaaffaah, Amar ma'ruf nahyi mungkar, itu maksud saya. Tapi, bukan opini sesat menyesatkan seperti punya Islam nusantara. Big no no alias amit-amit 😝.

Jika dakwah itu hanyalah omongan doank, tak mungkin kafir Quraisy bereaksi sedemikian paniknya kalau bukan karena kekuatan opini dakwah Rasulullaah SAW bersama para sahabat ra. menghantui"singgasana" mereka. Satu kalimat syahadat saja membuat mereka hingga mengerahkan segenap daya dan upaya.  Hingga Islam membebaskan kota Makkah dari belenggu kesesatan.

Walhasil, diam itu seperti dua mata pisau. Maka kenalilah diam berkah dan diam petaka. Agar selamat dunia akhirat.

Dengan segala keterbatasan, Semoga tulisan ini bermanfaat. 😊

#WCWHBatch2

Senin, 21 Mei 2018

Duhai Muslimah bercadarku, Kekasihku



Begitu sedihnya melihat sodara2 kami yang bercadar dinodai, dibentuk opininya kemudian diidentikkan bahkan dikatakan teroris. Dan sungguh hal itu adalah sebuah fitnahh yang sangat besar dan tentu keji. Sekalipun saya sendiri tak bercadar, tapi saya tetap menghormati mereka muslimah yang bercadar, tentupun saya berdoa agar mereka tetap kuat dan malah semakin kuat dengan kejadian ini. Kitapun bukan bercerai bercerai tetapi makin bersatu. Kedamaian, itulah yang kita cari bukan?


Melihat tayangan film AADC alias Ada Apa Dengan Cadar (*bukan Ada Apa Dengan Cinta lho ya 😊).. Sedih yang selama ini terkumpul akhirnya jafi air mata yang tumpah tak terbendung. Terisak dengan nafas yang berat. Ingin juga rasanya memelukmu duhai muslimah bercadarku, kekasihku.


Saya mempunyai banyak teman bercadar, sekalipun kita berbeda komunitas, saya tetap menyayangi mereka. Adapun perbedaan adalah hal yang biasa. Dan Jika saja kita mempunyai payung yang sama dibawah naungan Islam, maka peebedaan itu akan menjadi rahmat bagi kita semua. Rasulullaah SAW bersabda:

"لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga dia mencintai (kebaikan) untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri [HR. Bukhâri dan Muslim]


Cobaan keisitiqomahan adalah keniscayaan dalam dunia dakwah. Sirah Rasulullah SAW beserta para sahabat ra telah mencontohkan bagaimana mengelola cobaan menjadi sesuatu yang menguntungkan diakhirat kelak. Memanglah tidak mudah. Kita harus berkorban segalanya mulai dari perasaan, harta, tenaga, hingga nyawa sekalipun. Dan yang membuktikan adalah diri kita sendiri. Tugas kita adalah saling menguatkan dan mengingatkan dalam kesabaran. We are not alone dan kita akan bermuara pada tempat yang sama, yaumul hisab di akhirat kelak. Allaah SWT berfirman:


لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]


Semoga kita semua dapat bersabar dan istiqomah hingga akhir hayat, aamiin.


Kamis, 17 Mei 2018

Khadijah ra., Wanita Istimewa Pendukung Dakwah




Muslimah istimewa yang lembut dan kuat itu bernama Khadijah binti Khuwailid ibn Asad ibn Abdul Uzza ibn Qushai ibn Kilab. Seorang wanita terhormat, bijaksana, lagi cerdas. Tak hanya kaya raya, beliau juga menjadi pujaan para lelaki lantaran kagum terhadap sosok dirinya, dan akhirnya takdir Allaah beliaupun menjadi pendamping hidup penghulu para nabi, Muhammad SAW. 

Ketika Rasulullah mengasingkan diri di Gua Hira, Khadijah tak mengeluh dan sabar menantikan suaminya. Beratnya massa dakwah pada saat itu, tidak sedikitpun bergeming meninggalkan suaminya, justru menjadi pendukung dakwah yang tangguh. menyediakan segala kebutuhan yang diperlukan oleh Rasulullaah SAW dan membela kepentingan Islam. Perannya sangatlah besar. Beliau tidak segan-segan mengorbankan harta dan jiwanya untuk dinnul Islam. Tak heran beliau memiliki kedudukan yang mulia di hati Rasulullah SAW. Khadijah sangat mnghormati suaminya meski berusia lebih muda darinya.

Khadijah melahirkan generasi-generasi tangguh dan menjadi madrasah pertama yang perkasa.

Semoga bisa menjadi pelajaran penting dan muhasabah bagi semua muslimah dan terkhusus saya.

Jeli melihat akar masalah dan solusi

Dan menurut mereka berdua dan orang2 sepandangan, solusinya adalah mengesahkan RUU terorisme.



Kalo saya bilang sih, solusinya adalah #KhilafahAjaranIslam.

Mari buka al Quran, lihat QS. An Nur: 55

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُون

Artinya:

"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS. An Nur:55)

Imam Ahmad meriwayatkan:

حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الطَّيَالِسِيُّ حَدَّثَنِي دَاوُدُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْوَاسِطِيُّ حَدَّثَنِي حَبِيبُ بْنُ سَالِمٍ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ كُنَّا قُعُودًا فِي الْمَسْجِدِ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ بَشِيرٌ رَجُلًا يَكُفُّ حَدِيثَهُ فَجَاءَ أَبُو ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيُّ فَقَالَ يَا بَشِيرُ بْنَ سَعْدٍ أَتَحْفَظُ حَدِيثَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأُمَرَاءِ فَقَالَ حُذَيْفَةُ أَنَا أَحْفَظُ خُطْبَتَهُ فَجَلَسَ أَبُو ثَعْلَبَةَ فَقَالَ حُذَيْفَةُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلَافَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ

Telah berkata kepada kami Sulaiman bin Dawud al-Thayaalisiy; di mana ia berkata, “Dawud bin Ibrahim al-Wasithiy telah menuturkan hadits kepadaku (Sulaiman bin Dawud al-Thayalisiy). Dan Dawud bin Ibrahim berkata, “Habib bin Salim telah meriwayatkan sebuah hadits dari Nu’man bin Basyir; dimana ia berkata, “Kami sedang duduk di dalam Masjid bersama Nabi saw, –Basyir sendiri adalah seorang laki-laki yang suka mengumpulkan hadits Nabi saw. Lalu, datanglah Abu Tsa’labah al-Khusyaniy seraya berkata, “Wahai Basyir bin Sa’ad, apakah kamu hafal hadits Nabi saw yang berbicara tentang para pemimpin? Hudzaifah menjawab, “Saya hafal khuthbah Nabi saw.”Hudzaifah berkata, “Nabi saw bersabda, “Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja dictator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, beliau diam”.(HR. Imam Ahmad)

Jadi, sudah menjadi fase dunia ini bahwa Allaah pasti akan mengokohkan Dinnul Islam, dimana pada waktu itu dia memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kelaliman dan kezaliman. Pada masa itu umat manusia merasakan nikmat yang belum pernah dirasakan sebelumbya; bumi mengeluarkan tumbuh-tumbuhan, langit menurunkan hujan, dan memberikan penghasilan (kekayaan) yang tak terhitung banyaknya. (yaumul qiyamah pasal 1 bab al mahdi hal. 245, oleh Yusuf al Wabil, MA.,  Qisthy Press)

Ibnu katsir rahimahullah berkata, "pada waktu itu banyak buah-buahan, tanam-tanaman subur, harta melimpah, kekuasaan berjalan dengan baik, agama berdiri tegak, permusuhan sirna, dan kebaikan bersemarak. " (An-Nihayah Fil-Fatan wal-Malahin 1:31 dengan tahqiq DR. Thaha Zaini)

#IslamRahmatanLilAlamin
#HTILAnjutkanPerjuangan
#DakwahTanpaKekerasan
#KhilafahJanjiAllah
#KhilafatanAlaMinhajiNubuwwah

َ

Rabu, 09 Mei 2018

HTI BAGIKU



Pertama kali jatuh cinta, saya jatuh cinta pada perjuangannya. Magnetnya luar biasa. Krn memang yang diperjuangkan adalah urusan utamanya kaum muslim. Melanjutkan kehidupan Islam. Agar aqidah Islam terjaga, di emban hingga tersebar keseluruh penjuru dunia kemudian menjadi rahmat bagi seluruh alam. 
Tapi itu semua takkan terwujud jika Khilafah tidak ditegakkan, maka Khilafahpun menjadi wajib untuk diperjuangkan. 

Hingga perjuangan ini pulalah yang memotivasi saya untuk segera menyelesaikan kuliah saya, mengalahkan segala rasa jenuh dan lelah waktu itu hingga nama Syaikh Taqiyuddin an Nabhani ada dalam thesis/skripsi saya. Bukan ashabiyyah apalagi fanatik figuritas, namun saya merasa bahwa beliau telah berjasa menyelamatkan hidup saya, meskipun tak pernah bertemu muka, tapi saya tetap harus menjadi orang yang pandai berterima kasih. Memoar beliau menjadi salah satu kekuatan perjuangan kami para murid2 beliau. 

Semoga kelak kita bertemu di JannahNya, aamiin. 

#KhilafahAjaranIslam
#IslamRahmatanLilAlamin
#HTILanjutkanPerjuangan

Kamis, 18 Januari 2018

Buku Anak "Peperangan di Zaman Rasulullaah SAW"

Dalam sebuah Talkshow Islamic Parenting "Menyiapkan anak Tangguh di Zaman Now", diantara yang saya tangkap bahwa generasi pemimpin haruslah  memiliki beberapa keahlian. salah satunya adalah keahlian perang. Bagaimana tidak, seorang pemimpin adalah ia yang total dalam berdedikasi membela ummat, agama, dan kehormatan bangsa negaranya. Ya, sebagai Muslimah dan Ibu, saya berharap yang sangat besar jika anak anak saya menjafi bagian dari para generasi pemimpin itu. pantang menyerah falam memperjuangkan kebenaran, menurut sudut pandang Islam tentunya. mengisahkan kepada mereka bagaimana sosok generasi zaman Rasulullaah SAW yang mencintai Allaah dan Rasulullaah melebihi kecintaannya terhadap diri sendiri, keluarga, dan harta. karena yang mereka idamkan adalah surga.


salah satu media dalam memahamkan anak adalah membacakannya buku. Anak Peratama saya, Fahmi usia 4 tahun 6 bulan. yang kefua, Dzamir usia 21 bulan. anak ketiga, belum hehehhehe. Anak saya dua duanya masih usia dini, jadi tepat jika mulai menanamkan jiwa kepemimpinan dan heroik melalui banyak kisah.


untuk anak usia dini pemilihan buku tentulah harus menarik perhatiannya karena dari sini kita bisa menumbuhkan minat bacanya. Buku haruslah bergambar, jafi sekalipun belum bisa membaca kata demi kata tapi fia bisa menafsirkan atau menginterpretasi cerita melalui gambar gambar tersebut.


Adek Dzamir lagi serius 😙





seperti buku yang mau saya review ini, yaitu buju "Peperangan di Zaman Rasulullaah SAW", kertasnya licin meski gak begitu tebal, gambarnya menarik, kalo bunda mau memilihkan gambar orang tanpa wajah alias makhluk tak utuh maka buku inilah pilihannya, terdiri dari 8 buku: seri perang Badar, perang Uhud, perang Khandaq, perang Khaibar, perang Mu'tah, pembebasan Kota Makkah, perang Hunain, dan perang Tabuk. Buku ini ditulis oleh Nizar Sa'ad Jabal Lc. Mpd., penerbit Qids Perisai Quran Kids. harganya di masing maaing kota mungkin beda beda yaa, kalo saya belinya Rp 215 rb.

Ada 8 Buku

apa yang menarik dalam buku ini selain kertasnya yang bagus, bergambar, dan 8 serinya yang mengetarkan itu? hmmm.. ini nih yang menurut saya paling spesial yang belum pernah saya dapatkan dibuku lainnya, yaitu buku ini lengkap dengan peta perang masing masing serinya lhoo. ukh.. gak heran aja waktu membacanya, saya langsung baca habis itu buku seserius seriusnya. soalnya buju ini pas banget ama kajian saya. eh, ini buka anak apa emaknya?. hehehhe, buku ini buju anak yang recommended tuk segala usia. disinilah penekanannya, ibu dan anak memang belajar bersama, berproses bersama, bahkan ibu belajar banyak dari dan melalui anak, bukan? 👍😊


peta perang Mu'tah


Sebagai Emak emak nih, saya pribadi harus memberikan sesuatu yang bertarget sesuai kebituhan anak itu sendiri. Termasuk juga ketika membelanjakan mainan, bebukuan bergizi, dll. maka inilah pentinganya tujuan supaya kita bisa fokus dan tau prioritas. Kereativitas jalan dan jadi anti mati gaya.. chiyyeee saya sedang berusaha lho buibu. hihiii, ini juga berdasarkan pengalaman saya yang pernah linglung akan kebutuhan anak heheh.


yes, finally... demikian review buku anak saya kali ini, semoga bermanfaat dan penuh berkah ikhtiyar kita semua dalam menyiapkan mereka menjadi generasi tangguh generasi pemimpin. aamiin Yaa Rabbal 'Alamiin.

sampai jumpa di review buku lainnya.
wassalam.

Ema Ummu Fahmi
18/1/2018

Jumat, 12 Januari 2018

DAKWAH ADALAH AKSI NYATA

Bismillah.

Dakwah Adalah Aksi Nyata

Sering kita mendapati tanggapan negatif seputar para pengemban dakwah Syariah dan Khilafah. Bahkan mungkin kita tidak asing lagi dengan istilah "OMDO" alias omong doang atau "NATO" alias Not Action Talk Only. Ungkapan ini adalah respon mereka yang menilai cara kerja pejuang Khilafah adalah hanya mengkritik para penguasa tanpa ada usaha ke kancah parlemen. Ternyata mereka menilai bahwa satu-satunya usaha dan jalan menuju perubahan adalah dengan berjuang melalui jalur demokrasi, yakni masuk sebagai sebuah partai kemudian lantang dan gigih meraih tujuan yg diinginkan. Mereka berpikir, berjuang diluar jalur parlementer demokrasi adalah sia-sia dan tak kan merubah apapun. Lantas, Benarkah demikian?

Demokrasi Sekularisme ternyata telah berusaha mengubur suatu kekuatan besar peradaban dimana sejarah telah menorehkan tinta emas kejayaan Islam dalam naungan daulah Khilafah Islamiyyah. Sebuah abad kejayaan selama 1300 tahun yang dimulai dari seorang pemuda Makkah bernama Muhammad SAW melalui lisannya. Dakwah ternyata mampu menggoyangkan singgasana orang-orang durhaka jahiliyyah, menjatuhkan musuh-musuh Allah dengan pantang menyerah, kemudian menggantinya dengan kaffahnya Islam yg mulia dalam sebuah negara. semua dilakukannya atas tuntunan Allah SWT dengan bantuan malaikat Jibril yang setia. Beliau beserta para sahabat ra. mengemban risalahNya tanpa takut atau mundur selangkahpun, tanpa kompromi, tanpa kekerasan, tanpa koalisi. Seandainya saja bekerjasama dengan para petinggi Quraisy dibolehkan atas mereka atau dalam hal ini merupakan langkah yang tepat, tentulah itu dilakukan. Namun, apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika kafir Quraisy mulai menyadari akan ancaman dakwah Islam yang ingin mengganti sistem pemerintahan, beliau tetap pada keteguhan imannya tak akan menukarnya dengan materi sebanyak apapun walau nyawa taruhannya.

Kaum kafir quraisy pernah membujuk Abu Thalib supaya Nabi Muhammad SAW segera menghentikan dakwahnya. Abu Thalib berusaha membujuk Nabi Muhammad SAW tetapi beliau dengan tegas  menolaknya seraya berkata : “Demi Allah, seumpama matahari diletakan  supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan menghentikannya, sehingga Allah memberikan kemenangan kepadaku atau aku akan binasa  dalam berjuang"




Selain Abu Thalib, kafir quraisy juga mengutus Utbah bin Rabiah untuk membujuk Nabi Muhammad SAW dengan menyodorkan penawaran menarik sambil berkata: Wahai Muhammad, apabila engkau ingin harta melimpah aku sanggup mengangkatmu menjadi raja di negeri ini. Dan jika ingin wanita cantik, saya pun sanggup mencarikan. Hanya satu syaratnya yaitu Nabi disuruh menghentikan dakwahnya. Nabi Muhammad SAW dengan tegas menolak tawaran tersebut dengan membaca Al Quran Surat Fushilat 4-6.

semua pewaran ditolak, sampai makin benci kaum Quraisy dan menampakkannya dengan cara yang kasar lagi keras utnuk menghentikan seruan atau dakwah Rasulullah SAW.   Ketika Rasulullah SAW sedang bersujud didekat Ka’bah, Abu Jahal meletakan kotoran unta di jubahnya. juga ketika akan pergi ke Masjidil Haram pada waktu fajar, disepanjang jalan yang dilaluinya ditaburi duri supaya baliau menderita dan kesakitan. lalu ketika sedang sujud di masjidil Haram diwaktu fajar, oleh Utbah bin Muith diberi kotoran busuk yang ditaruh diatas punggungnya. Serta ancaman dan penyiksaan atas para sahabat ra. kemudian puncak kemarahan Quraisy bersepakat memboikot kaum muslimin selama 3 tahun. selama pemboikotan tsb mereka dilarang melakukan perdamaian, tidak bertransaksi jual beli, Tidak diperbolehkan berbicara dan menengok orang sakit, umat Islam diasingkan dan diberi tempat tinggal di sisi utara kota Makkah. Semuanya dilakukan agar kaum muslimin menghentikan dakwahnya. Namun, kenyataannya iman mereka tak goyah, malah makin kuat, kokoh, dan cinta terhadap apa yang mereka perjuangkan selama ini. mereka hanya inginkan ridho Allah sampai Allah SWT memenangkan mereka atas agama-agama yang lain dengan tercapainya sebuah negara yang melindungi kehormatan, jiwa, dan harta kaum muslimin, yakni daulah Khilafah Islamiyyah. hasbunallah wa ni'mal wakiil.


    "Sesungguhnya jihad yg paling agung adl ungkapan yg adil (benar) yg disampaikan di hadapan penguasa yg zhalim." (HR. Tirmidzi)




walhasil, membangun peradaban Islam merupakan usaha luar biasa. pengorbanan yang dibutuhkan begitu besar mulai dari tenaga, waktu, harta, perasaan, bahkan nyawa sekalipun. Inilah cermin muslim sejati, mereka mendukung dan memperjuangkan dakwah Islam. bukan menuding apalagi bertindak keras dan kejam pada mereka. Dakwah mereka bukan dengan kekerasan, melainkan dakwah pemikiran yang mampu mengantarkan kaum muslimin memiliki kepribadian Islam, tak mengambil selain dari Islam. pribadi Islam itu tampak nyata pada perbuatan mereka. tabah dalam menghadapi segala tantangan meski nyawa jadi taruhannya. benar-benar dakwah itu sebaik-baik aksi nyata bukti cinta kepada Allah yang merupakan konsekuensi aqidah seperti yang tercantum dalam manhaj kenabian.


Wallahu'alam.