Pages - Menu

Kamis, 30 Juni 2022

instrument/ Alat Belajar dalam Aktivitas Tahfidz


Diantara instrumen/ fasilitas yang kami gunakan dirumah untuk membantu anak-anak bahkan kami dlm aktivitas tahfidz mencakup visual dan audio. 

Jadi sejak mengetahui type belajar anak ke 2 saya adalah visual, maka turun gununglah si TV yang selama ini berada di atas lemari. Sudah berdebu dan LCDnya juga sdh rusak krn tdk pernah digunakan selama bertahun² lamanya, remotnyapun entah kemana 😅. Alhamdulillah, masih bisa di perbaiki dan akhirnya kami gunakan sampai hari ini. Jadi apa saja yang ditampilkan?. 

Sy beli Flash disk, download kartun/video  murottal anak, tapi sebelum saya download saya pastikan dulu apakah videonya sesuai dengan standard. Tidak sembarang video juga. Kalau tidak ada yg sesuai, saya buat sendiri/edit melalui aplikasi pembuatan film yang ada. Waktu nontonnya sendiri tergantung, krn tiap hari aktivitas kita semua beda-beda. Tapipun, biasanya anak² ketika di putarkan, kadang fokus nonton, kadang sambil main, kadang sambil baca. Apakah tiap hari di perlihatkan? Itu juga tergantung. Yang jelasnya waktunya dibatasi dan hanya khusus untuk kebutuhan tahfidz saja. Oiya, bagusnya di TV, juga bisa MP3/audio saja. Untuk hadits, sy rekam suara, kemudian perdengarkan ke anaknya, suara ibu memiliki efek tersendiri bagi perkembangan otak anak. 

Dari sisi audio saya gunakan aplikasi murottal mp3, insyaAllah banyak pilihan seri offline di playstore. Dan aplikasi bernama "hafalan qur'an" yang sangat membantu kami. Saya sendiri ada gadget khusus yg salah satu peruntukannya adalah untuk itu. Gadget yg susah mendapatkan signal wifi spy aman, hehe. Tak boleh ada game diantara kita.. 😂

Selain diatas, pastinya sambil menggunakan al Qur'an. Si kakak karena pelajaran qiroatynya sdh juz 27, diwajibkan tilawah tiap hari, tiap haripun mulai memperbaiki hafalannya menggunakan al Qur'an. Biasanya disertai murottal. 

Pada prinsipnya tiap hari harus mengecek untuk hafalan masing-masing. Jika ada ayat yang belum mantap maka saya tandai. Dan murojaah kembali perayat tersebut menggunakan bantuan aplikasi "hafalan qur'an", didalamnya ada pilihan perayat yg bisa diulang², ada setelannya juga mau ulang berapa kali perayatnya. Supaya biasa mendengarkan, sehingga lebih mudah menghafalkannya. Ada opsi terjemahannya juga. Intinya sesuaikan saja dengan kebutuhan. Oiya, yang penting juga, yang menghafal bukan hanya sekedar anak saja, orang tua juga harus menghafal yaa, semoga Allah senantiasa mudahkan, aamiin.

Memang tantangan tersendiri saat semakin banyak hafalan artinya semakin banyak yang harus dimurojaah tiap harinya. Anak ke 2 saat ini sedang pemantapan juz 26 dan 27, si kakak pemantapan juz 29 tapi sedang "nabung" juz² lain, si kecil juga lagi pengenalan tapi maunya juga dimurojaah khusus krn lihat kakak²nya 🤭. Masalah yang sering terjadi adalah ketika dia sdh beralih ke juz lainnya, maka juz sebelumnya sdh banyak yang dilupa. Padahal targetnya mutqin. Semangat wahai diri.., Allahuakbar !.. 💪

Inilah pentingnya manajemen waktu dan manajemen pikiran, hehe. Butuh segenap pengorbanan. Butuh strong why yang ketika kita sedang lelah, letih, lesu, bahkan ketika harus terbaring dirumah sakit, aktivitas ini masih bs terus berjalan. Ya, Karena cita² besar, pengorbanannya besar pula, dimana salah satu sumber kekuatan besar anak adalah dari semangat orang tua, apalagi ibu. 

Tapi, yang paling penting dari semua aktivitas tahfidz ini adalah anak-anak mencintai al Qur'an, meraih keutamaannya, terbiasa melafadzkan bahasa Qur'an, mengkajinya, dan mengamalkan/ menerapkannya, demi kelangsungan hukum² Islam. Dan orang yang paling takut kepada Allah adalah ulama. Jadi, bukan sekedar pañdai mengumpulkan hafalan. Krn hafalan hanya bersifat copas/ copy paste, yang tanpa dikaji, tidak bisa menghasilkan sebuah pemahaman. Tentu kita tidak ingin anak kita menjadi hafidz/hafidzah tapi tidak menggunakan pakaian syar'i, pengguna riba, dll yang bertentangan dengan Islam.

InsyaAllah, catatan ini tidak sedang menggurui 😊, hanya sekedar sharing pengalaman yang kami alami saja, karena sayapun sedang dan terus belajar hingga akhir hayat. Trial and error dlm topic diatas pun sdh sering. Sayapun bahagia jika catatan ini bisa bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan, nyatetnya juga ngalir aja. Yang tidak butuh, di skip aja.. 😁. 

Semoga Allah SWT mudahkan dan beri pertolongan pada urusan-urusan kita, menjadikan anak-anak kita anak sholih sholihah, senantiasa dalam penjagaan Allah, menjadi cahaya mata bagi kedua orang tuanya, dan bermanfaat bagi ummat, aamiin aamiin aamiin yaa Robbal 'alamiin.

Kamis, 16 Juni 2022

Diingatkan Kembali ke Zaman Sebelum Hijrah dan Kontemplasi Zaman Now


Buka² dokumen untuk pembelajaran homeschool si bungsu. Eh, ternyata masih ada tersisa bukti otentik hasil berburu di jaman doeloe. Aneka Yess doonk, jaman kapan itu yak.. 😅

Berburu pernak-pernik mulai dari kaset, CD, poster, stiker.

Jejak masa muda yang #PernahTenggelam saat belum tersentuh dakwah. Hingga akhirnya, ketemu majalah permata, majalah ummi, majalah hidayatullah, buletin² remaja muslim, tulisan²nya Kang O. Sholihin, dsb.

Bertambah level diajakin ke kajian² Islam sama orang-orang baik, masyaAllah... hingga akhirnya tumbuh kesadaran, lalu hijrah, kemudian ikut ngajakin sodara lainnya buat hijrah bareng.

Karena ternyata keindahan yang disuguhkan oleh sistem sekuler saat ini, banyak hal-hal yang palsu dan bertentangan dengan islam, akan mengeraskan hati kita dalam menerima kebenaran, terlebih lagi liberalisme yg meralutkan kita ke dalam definisi kebahagiaan yang keliru.

Kita akui, saat ini arus pemikiran liberalisme yang mencekoki generasi termasuk remaja levelnya jauh lebih tinggi, unsur² liberalismenya mengerikan. Banyak pesan berbau l9bt yang di sampaikan lewat para idola, apalagi idola oppa² korea. Ngeship/ ngejodoh²in idolanya yang sesama jenis, yang sekilasnya cute padahal sedang menginstal orang / anak² kita untuk menerima hingga terbiasa dgn perilaku yang demikian. Kalau sudah begitu, peluang untuk melakukan hal yang sama juga lebih besar.

Ironisnya, ummat juga selalu ditakut²i masalah  radikalisme, intoleransi, dll (islamophobia). Sehingga orang lebih memilih menjadi moderat yang menjauhkan muslim dari aqidahnya, ketimbang mengamini Islam kaffah. Padahal, hal tersebut pasti akan dimintai pertanggungjawabannya. Terlebih lagi dampaknya bagi ketahanan keluarga yang sangat besar. 

Inilah PR besar bagi kita semua. Bahwa kita semua memiliki kewajiban untuk beramar ma'ruf nahi munkar dan memperjuangkan Islam Kaffah, agar kewajiban hijrahpun bisa terselenggara dengan baik, sehingga negeri ini menjadi negeri yang aman sentosa dan sejahtera. Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur.