Pages - Menu

Jumat, 03 November 2023

Pax Judaica


Pax Judaica

Ketika Perang Dunia I, Amerika, Inggris, Perancis dan sekutunya memutuskan untuk menyerang Jerman dan Austria. Tapi yang menarik, Amerika dan sekutunya tidak menyentuh sedikit Turki Utsmani sebagai sasaran perang. Padahal jelas-jelas, peta koalisi sebelum perang terjadi adalah, Jerman, Austria dan Khilafah Turki Utsmani bersama-sama dalam satu barisan. Dalam sejarah ini adalah satu anomali yang terjadi, dimana Amerika sebagai kekuatan adidaya tidak menyerang sebuah kekuatan politik lain yang menjadi musuhnya. Mengapa?

Pada bulan Februari 1916, tanpa sepenge- tahuan kekuatan Zionis, Inggris dan Perancis membuat perjanjian yang dalam sejarah kita kenal sebagai Sykes-Picot Agreement dengan kesepakatan-kesepakatan rahasia. Salah satu ke sekapatan tersebut adalah, meletakkan wilayah yang bernama Palestina sebagai wilayah di bawah kekuasaan internasional. Meski Palestina disebutkan sebagai wilayah Internasional, ada wilayah-wilayah khusus yang dalam perjanjian Sykes-Picot masih ditetapkan sebagai wilayah Inggris. Irak bagian timur, Jordan dan Haifa, masih ditetapkan sebagai wilayah Inggris, karena di wilayah ini Inggris memiliki kepentingan.

Tapi sebelum itu, terjadi peristiwa penting di Rusia. Sebuah revolusi sedang menjalar, dan Revolusi Rusia ini berakhir dengan lengsernya Tsar pada tahun 1917. Tapi revolusi ini tak bertahan lama dan segara dihantam oleh revolusi lain yang diusung oleh kaum Bholsevik yang kemudian melahirkan komunisme dan mengantarkan berdirinya Uni Soviet.

Tapi yang lebih menarik dari semua itu adalah, munculnya dokumen rahasia yang berjudul The Protocol of the Elder Learned Zion. Pada zaman yang tak menentu di Rusia, Tsar memiliki sebuah pasukan polisi rahasia yang bernama Okhrana. Sejak lama, beberapa agen khusus Okhrana disusupkan ke dalam sebuah kelompok Yahudi di Rusia yang memang sudah dicurigai memiliki agenda dan rencana rahasia. Dan benar saja, ketika Protocol of Zions ini ditemukan, isinya membuat dunia tersentak. Buku ini berisi rencana dan langkah-langkah yang akan dilaksanakan kelompok Yahudi dengan tujuan menguasai dunia dengan cara membangkitkan revolusi global yang akan menguntungkan mereka. Bahkan bisa disebutkan, kelompok- kelompok Yahudilah yang berada di belakang setiap revolusi yang terjadi di seluruh dunia sejak tahun 1978 sampai dengan 1917.

Agen Okhrana yang berhasil menyusup dalam kelompok the Elder Learned Zion, mencatat satu per satu setiap hasil pertemuan para sesepuh Yahudi Zionis yang mengadakan pertemuan-pertemuan rahasia. Pada awalnya, sebetulnya catatan-catatan ini berisi hasutan- hasutan kelompok Yahudi yang menghendaki peperangan dengan Kristen dan menghancurkan peradaban Kristen melalui kerendahan moral, liberalisasi pemikiran, kapitalisme pasar dan lain sebagainya. Dan ketika Kristen sudah runtuh, maka dengan sendirinya akan tersedia jalan bagi kelompok Yahudi untuk menjadi salah satu pemain peradaban vital, jika tidak satu-satunya.

Plot-plot yang telah disiapkan oleh sesepuh Yahudi ini tidak saya melalui skenario kapitalisme tapi juga dengan cara komunisme. Artinya, berbagai cara bisa dibuat sebagai susunan anak tangga yang akan mengantar kaum Yahudi ke atas singgasana penguasaan dunia. Memang, nampak seperti dalam dongeng, tapi begitulah yang memang benar-benar tersusun dalam The Protocol of Zion.

Pada tahun 1903, The Protocol of Zion dicetak secara masal di St. Petersburg dan segera menjadi bacaan yang sangat menghebohkan. Tapi baru pada tahun 1905 buku ini benar-benar meledak setelah seorang pendeta yang bernama Sergei Nilus mencantumkan The Protocol of Zion sebagai salah satu buku rujukan dalam apendix buku yang ditulisnya. Bahkan dalam edisi revisi bukunya yang berjudul He Is Near, at The Door, Here Comes Antichrist and the Reign of the Devil on Earth, dengan terang-terangan Pendeta Nilus mengaitkan semua kejadian aneh sampai perubahan besar di dunia dengan The Protocol of Zion. Yahudi menjadi satu-satunya tertuduh atas semua yang terjadi di dunia, terutama di Rusia.

Setelah itu, The Protocol of Zion seolah menjadi wabah. Pada tahun 1920 buku ini diterbitkan di London dan terus menyebar ke seluruh negara negara di Eropa. Tapi dampak terbesar buku ini terjadi di Jerman. Di Jerman sendiri buku ini diterbitkan lebih dari 30 jenis penerbitan dengan sirkulasi ratusan yang beredar di Jerman. Buku ini menjadi sangat berpengaruh karena salah seorang perwira tinggi Jerman, Ludwig Muller von Hausen percaya betul atas semua yang termaktub dalam buku ini. Apalagi, Vinberg salah seorang yang mempercayai buku berhasil memberikan bukti-bukti dokumentasi yang mengaitkan peristiwa seperti Revolusi Rusia terjadi karena pengaruh dan campur tangan kekuatan Yahudi. Misalnya, Vinberg mendapatkan dokumentasi bahwa sebuah bank di New York yang membiayai meletusnya Revolusi Rusia. Dan tokoh-tokoh seperti Jacob Schiff dan Max Warburg yang memainkan peranan sebagai penabuh gendang. Atau pada saat Revolusi Bohlsevick, Kuhn, Loeb and Company yang membiayai dan menanggung dana revolusi.

Kelompok Yahudi dan Zionis telah berhasil meminta Amerika Serikat melakukan intervensi pada Rusia dengan dua revolusi besar bukan untuk membantu, tapi untuk segera menyelamatkan kaum Yahudi yang banyak terbunuh dalam peristiwa pogroms. Pada tahun antara 1919 sampai 1920, seorang Rusia melakukan perjalanan ke Jerman. Tokoh ini bernama Max Erwin von Schuebner Richter, tokoh finansial yang sedang memberikan presentasi finansial pada pejabat-pejabat Jerman. Salah satu yang dipresentasikannya adalah tentang buku The Protocol of Zion dan kekuatan Yahudi yang telah menggurita dan menancapkan pengaruhnya. Salah seorang yang mendengarkan presentasi ini adalah Adolf Hitler dan dia sangat memperhatikan Yahudi dan ancaman yang bisa mereka timbulkan di negeri Jerman.¹ Kelak, ketika Hitler benar-benar berkuasa di Jerman, dia tak hanya memberi perhatian besar kaum Yahudi dan Zionis yang ada di Jerman, tapi juga di beberapa negara lain, termasuk Indonesia. Adolf Hitler sendiri mendengar pula rencana dan gerakan besar yahudi di Hindia Belanda lewat Vrijmetselarij atau Freemasonry. Kemudian Jerman mencoba melakukan penetrasi melalui diplomasi. Hal ini pernah membuahkan hasil dengan munculnya larangan dari pemerintah Hindia Belanda untuk gerakan Vrijmetselarij. Larangan ini muncul setelah ada tekanan dari Amsterdam agar pemerintah Hindia Belanda membatasi gerak Vrijmetselarij alias Freemansonry.

Dari informasi intelijen yang sampai ke Jerman adalah, Yahudi telah mengembangkan sayapnya di Hindia Belanda. Di sekitar Kampung Situ, Desa Sukaresmi, Megamendung, Bogor, terdapat beberapa makam tentara Nazi dengan nisan Salib besi khas Jerman. Mereka ini adalah perwira-perwira muda yang dikirim ke Hindia Belanda.

Tentang sebab pengiriman tentara Nazi tersebut ada beberapa versi. Versi pertama, mereka telah dikirim sejak lama dan di wilayah tersebut terdapat tanah milik Helfferich bersaudara. Makam-makam ini adalah makam angkatan laut Jerman yang tewas di lautan saat melawan pasukan Britania Raya. Tapi sumber kisah ini agak kurang mendukung, sebab, jika para tentara itu tewas di laut bersama kapalnya, agak terlalu jauh untuk dimakamkan di atas gunung di daerah Megamendung. Sumber lain mengatakan, makam-makam
tersebut adalah makam para perwira muda
Jerman dari divisi intelijen yang dikirim untuk
menyelidiki keberadaan dan kekuatan Yahudi
di Hindia Belanda. Mereka datang ke Hindia
Belanda pada tahun 1932, tujuh tahun sebelum Nazi melakukan pembunuhan besar-besaran pada Yahudi di Polandia tahun 1939.²

Teman-teman Hitler dari Rusia ini memberikan bantuan yang sangat besar terutamadalam hal dana dan pembiayaan, ide dan pemikiran serta orang-orang penting di level yang menentukan. Hubungan Hitler dengan karib- karibnya dari Rusia, kelak memberikan pengaruh yang sangat besar pada arah dan kebijakan Jerman di bawah Sang Fuhrer Adolf Hitler. Tokoh-tokoh misterius Rusia ini mencekoki Hitler untuk menjadi pemimpin yang mengadopsi cara Stalin atau Lenin untuk membendung pengaruh kaum Yahudi yang disebut-sebut akan membangun Pax Judeo atau Yahudi Bersatu. Untuk itulah dilahirkan konsep keunggulan ras Aria yang diusung Hitler dengan sangat radikal. Yahudi konspirasi akan diimbangi dan dilawan dengan Aria konspirasi. Tapi dalam sejarah, tak pernah ada yang mampu memastikan siapakah mereka, apa agenda mereka dan apa hubungan mereka

dengan jaringan Zionis internasional. Menarik komentar yang pernah ditulis oleh Henry Ford dalam bukunya International Jew. Setelah mempelajari The Protocol of Learned Elder Zion dan juga melalui pengalaman panjangnya sebagai pengusaha internasional dan posisi pentingnya di Amerika, Henry Ford akhirnya mengatakan, "Orang-orang Yahudi, bukan dan tidak akan mengatakan, kami akan melakukan ini dan itu. Tapi, orang-orang Yahudi ini akan mengatakan, para gentile akan berpikir dan melakukan ini dan itu." Gentile atau Goyim adalah orang-orang di luar keturunan Yahudi, semua manusia selain Yahudi. Itulah yang akan mereka kerjakan, membuat orang selain orang Yahudi melakukan segala hal berdasarkan skenario yang mereka ciptakan.

Catatan kaki:
¹ Reiss, Tom. The Orientalist In Search of a Man Caught Between East and West. (hal 179)
² Sabili No.24/TH XII, Juni 2005

Sumber: Membongkar Rencana Israel Raya, Herry Nurdi)


Testimoni buku:

"Membaca Karya Herry Nurdi ini akan menguak pemahaman dan meningkatkan kewaspadaan kita. Sejatinya, Israel Raya yang berideologi sekular-pragmatis adalah bangsa yang ekspansionis yang rasis-diskriminatif. Buku ini layak dijadikan rujukan otoritatif bagi mereka yang concern sebagai pemerhati konspirasi dan pengkaji Zionisme".

Tri Putranto (Koordinator KaZI [Kajian Zionisme Internasional])

Buku Herry Nurdi ini memperkaya Khazanah Kajian tentang Yahudi dan Zionisme di Indonesia. Herry Nurdi termasuk sedikit Peneliti dan wartawan yang sangat peduli terhadap masalah besar yang sekarang dicoba untuk diabaikan/ditutup-tutupi oleh sebagian cendekiawan

Dr. Adian Husaini (Cendekiawan Muslim)

Buku yang mencerahkan, Informatif, faktual, cerdas dan menumbuhkan roh jihad. Sangat perlu dibaca bagi yang ingin mengetahui siap sebenarnya Zionis dan bagaimana strateginya untuk merusak dunia.

KH. Yakhsallah Mansyur (Pembina Al-Aqsha Working Group)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar