Pages - Menu

Sabtu, 26 November 2011

Manisnya Kilauan Bola Langit di Seluncur Cincin Api Gamalama..


Memencilkan diri, sengap, diam, dan tutup mulut. Hanya ada aroma tanah panas menguap setelah disiram air langit. Perjalananku sudah sejauh ini rupanya. Hari ini kupandangi sang cincin api Gamalama. Intipan bola langit senja diseluncurnya begitu manis. Betapa Sangat Berkilau, mengagumkan, dan menggodanya ia di balik bukit. Asap cincin api Gamalama yang seringkali aktif dan berdiri berani ditengah kota seakan menyembulkan rasa waspada dan peringatan akan pola tingkah laku manusia yang kecil. Apa yang pantas disombongkan dari kerapuhan dan manjanya manusia terhadap ruang permintaan dan ampunan ??


kubuka mulutku sedikit, “Subhanallah.. bismillah, fabiayyi aalaa irabbikumaa tuukaazziban”. Serbuan rasa syukur mengiringi begitu banyak hikmah yang ditempa dan kesabaran yang merupakan sahabat dari segala ujiannya. Begitu Maha Besarnya Pemilik naskah siang dan malam menguatkan hambaNya. 


Dengan segala kesibukan manusia. Hari ini belum kiamat, akan tetapi gunung ini dan semua gunung-gunung diseluruh dunia, alam semesta, jagat raya dsb… akan menemui ajal pada waktunya…


Rabu, 23 November 2011

Menemukan Surga...



C.I.N.T.A.; CINTA.. Sebuah kata yang elok untuk melukiskan sejuta keindahan yang begitu berharga.  Insan manusia sering mengartikannya sebagai sesuatu yang dirasakan oleh bathin dan sulit untuk ditinggalkan.  Tak jarang pembuktiannyapun menguras seluruh potensi.

Subhanallah, kekuatan cinta begitu luar biasa.  

 Lalu seperti apakah cinta suci itu?



CINTA SUCI


Cinta adalah ketulusan hati, kenikmatan memberi, kasih sayang, dan kelezatan pengorbanan. Apa yang dimaksud dengan seagung-agung dan sesuci-sucinya cinta adalah cinta kepada Sang Maha Agung dan Maha Suci. Ketika anak adam mengagungkan cinta selain kepadaNya, maka itulah yang dimaksud dengan nafsu berselimut cinta. Namun saying, banyak diantara manusia yang luput dari cinta yang benar dan terjebak dalam cinta yang salah. Inilah akibatnya jika seseorang terlena dan tertipu oleh mata kepala. Hal ini wajar saja, kita sering tidak menyadari bahwa cinta itu tersimpan rapih dalam hati, bukan dimata atau kepala. Ketika cinta itu hanya berhenti terjebak di mata kepala, bukan mata hati, maka seseorang tak akan mampu merasakan ketulusan hati, kenikmatan memberi, kassih saying, dan kelezatan pengorbanan.  Ketika ia adalah seseorang yang mampu melihat segalanya dengan mata hati maka dengan mudah ia mencintai dan membenci dengan benar, yaitu memncintai dan membenci karena Allah.  Ya, Inilah segelintir cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya untuk melihat seberapa besar cinta hamba kepada Rabbnya.. Subhanallah.

 “Allah teramat cinta kepada yang mempersembahkan cinta kepada-Nya”.



DAHSYATNYA ALLAH SWT


Kemudian ada apa dengan perasaan tidak suka, cekcok, dan semacamnya?. Nah, inilah dahsyatnya Allah.  Dia menciptakan perasaan yang mengalir dan tersimpan rapih dalam batin manusia begitu bervariasi. Kita bisa merasakan cinta, sedih, benci, galau, kecewa dsb. Inilah anugerah terindah dari Sang Maha Pencipta yang patut kita syukuri. Fitrah yang tertanam dan hanya Allahlah yang mampu menciptanya. Sejuta robot buatan manusia tak akan bisa menyamai sempurnanya ciptaan Allah.  


Gembira, ada senyum ada tawa. Keduanya merupakan reaksi atau respon terhadap rasa senang, riang, dan suka.  Subhanallah, Allah begitu hebat mengajarkan kepada hamba-Nya yang sholeh bahwa kelak mereka akan tersenyum di hadapan Allah yang menghadirkan keagungan wajah-Nya. Bahkan rasanya akan berkali-kali lipat nikmatnya. Begitu cintanya Allah pada kita. Allah mencintai kita lebih besar dari induk mencintai anaknya.


Kita dibuai dalam cinta ibu, dalam sentuhannya yang pelan membiarkan kita nikmat dalam mimpi. Mengusap kita dengan sentuhan kasih. Berada didekapnya, kita merasakan hangatnya hidup dan cerahnya dunia. Ibu membiarkan kita menikmati masa kecil dalam bermain dikala ia menatap getirnya mencari dan bertahan dalam era kapitalisme yang menyulitkan. Panasnya medan dan hujan yang mengguyur rela ia hadapi demi masa depan si kecil pujaan hatinya. Dalam asanya, ibu ingin masa depan yang cerah mampu digapai oleh sang buah hati. Oleh karenanya, tak jarang ibu menangis memikirkan kehidupan masa yang akan dating.
Tangisan, anugrah Allah yg membuktikan betapa lemah dan terbatasnya manusia. Tangisan, meluluhkan kesombongan, kepongahan, dan keangkuhan kita. Betapa kekuatan hanyalah milik Allah ta’ala. Air mata adalah pemberianNya yang membersihkan kita “wajah” manusia yang mengaku penuh dengan noda agar hamba yang senantiasa memuhasabahi dirinya bahkan dengan linangan air mata dan cinta yang suci kelak mampu melihat indahnya surgaNya. Wallahu’alam…

(EFM_Ana Sumayyah)

Jumat, 18 November 2011

mericuh kesedihan, ia tak datang hari ini...

pagi-pagi ia bangun. dengan semangat jihad, diraihnya selebaran tentang penolakan Obama yang ditruhnya di atas keranjang pinggir ranjangnya. sekilas ia baca Al Islam yang berada ditumpukkan artikel-artikel tadi. "ya, sudah terbayang apa yang kan ku katakan sebentar.. pasti tentan kebusukan kebebasan yang tidak berpihak pada Islam". subhanallah, ia berdoa dalam sholatnya... semoga sang target datang ke masjid hari ini, mengerti, dan memahami apa yg ia katakan mengenai Islam.

jam 7, ia ke masjid raya tengah kota. masjidnya begitu megah.. subhanallah. namun, masjid sebesar dan sestrategis itu, sangat miskin dengan jama'ah. dimanakah fungsi masjid sebagai pusat kegiatan Islam itu diaplikasikan di masjid semegah ini?. hatinya sedih.

duduk dan menunggu. diautak-atiknya materi yang ada di laptopnya. meskipun tidak fit, serasa lelah.. materi itu masih enak untuk dilahap. semangat menunggu tak pudar jua.

sudah pukul setengah sembilan pagi, aqadnya jam 8. ia belum datang juga. ia hanya bisa bersabar dan berdoa "semoga pertemuan depan ia dalam keadaan sehat wa'afiat dan bisa mendengar sesuatu yang penting dalam hidupnya ini". perasaan sayangnya teramat dalam pada sang target.

selama napas ini masih bisa ku rengkuh... dakwah ini masih akan terus bernapas dalam jiwaku...

Selasa, 08 November 2011

Diam-diam ia menyemburkan inspirasi dan meluluhkan egoku…

Ia mungkin tak pandai merangkai kata puitis, tapi geraknya meluluhkan egoku. Ia gadis hitam manis sederhana yang pandai memasak dan mahir mengelola keuangan, tapi gemar bersedekah. Ia tak kaya namun insyaAllah ia mempunyai kekayaaan dengan sesungguh-sungguhnya kekayaan. Ia kaya hati dengan seperangkat ide dalam kepalanya. Itulah yang kusukai darinya. Aku kagum padanya. Kupetik sedikit demi sedikit kisah hidupnya lalu kukumpulkan hingga menjadi semburan inspirasi bagiku hari ini. Aku tahu, suatu hari ia akan jadi orang sukses, amin.

Ia sering membuatku tertawa dengan gayanya yang konyol dan dengan segala imajinasinya juga pemilihan kata-katanya,. Walau sering emosional, aku bersyukur bisa bersahabat dengannya yang pemikir dan teknisi. Itu membuatku mudah dipahami. Merinci banyak hal, dia banyak mengerti maksudku dan apa yang harus dilakukan. Langkahnya yang enerjik siap menginjak-nginjak kekejaman system yang menjadi sampah saja sudah tak layak. Militansi & rembah-rembah air mata pengorbananmu hari ini adalah bagian dari tentara-tentara futuhat masa depan.

Kuingat kisah motor yang mogok dengan bawaan kue di tengah air mata langit yg cukup deras.

Kuingat tengah malam melahap onde2 ubi isi gula merah panas-panas buatannya.

Kuingat saat pertama kali bertemu dengannya yang ceria di sekretariat asrama Atis.

Kuingat ia yang memasak saat training “menjadi muslimah paling bahagia”

Ah, kuingat banyak hal yang sukar tuk dilupakan.. Jauh dimata dekat di hati. Sahabatku, walau sudah beberapa tahun ini kita sudah susah bertemu…insyaAllah romantisme ini akan selalu terukir , kita akan selalu jadi sahabat karena Allah,

Una.. Luv u fillah ukhti..

Kata-kata yang membangunkanku dari kesibukan berkelana

Hari ini aku sampai dari pulau tak bersignal, Taliabo. Kepulauan yang cukup besar di daerah antara Maluku dan luwuk. Keindahan panoramanya tak seindah kehidupan penduduknya walaupun dengan potensi kekayaan sumber daya alam yang begitu melimpah ruah. Cengkeh, lada, pala, coklat, dll. Belum lagi hasil tambang seperti biji besi, emas, dsb. Sama seperti daerah kaya lainnya dengan tak tergapainya kesejahteraan di dalamnya juga konflik dimana-mana. Ketika kebutuhan ekonomi menjerit, maka ketidakstabilanpun terjadi. Semuanya karena situasi politik yang memang tak menjamin ekonomi tumbuh dengan stabil. Politiknya saja dikuasai oleh hamba-hamba yang serakah dan tak pernah puas menjajah, tak peduli halal haram, sikat saja. Karakter ini merambah ketubuh kaum muslimin yang tergiur pada fatamorgana dunia yang sementara.
Well, ketika tiba di Sanana setelah menempuh lama perjalanan kurang lebih 15 jam. Aku bertanya perihal safar kepada beberapa teman-teman. Karena aku berencana melanjutkan perjalanan ke kota Ternate, yah sambung kapal gitu deh. Ternyata keyakinanku searah dengan teman-teman. Aku tak bisa melanjutkan perjalanan. Jadi kuputuskan saja untuk singgah dahulu ke kos-kosan kakakQ dan melanjutkan perjalananku esok sore.
Diantara banyaknya pernyataan teman-teman atau lebih tepatnya sahabat-sahabat. Aku berasa di “bangun”kan oleh kata-kata k’ Che:
“ini Che. Itu kamu sudah harus disertai mahrom”
Hehehe.. entahlah, sepertinya ku sangat hapal dengan irama retorika penuh sindiran dari kakakku satu ini. Teringat lagi dengan sindirannya waktu itu dengan nada konyol namun menyentakku diumurku yang ke 24 saat itu:
“kapanka ko melahirkan?” hahah.. lucu dan guriting.
Kuhela napas panjang lalu tersenyum dan termenung sejenak. Diumurku yang seperempat abad ini, biji-biji sempoanya sudah terkumpul banyak rupanya. Aku tahu aku sudah sangat harus menaiki “bahtera” itu. Tapi entah dengan siapa. Pun aku juga tak tahu apakah pelabuhan itu sudah dekat ataukah belum. Yang penting tetap berusaha mempersiapkan perjalanan panjang itu. Logistic dan skill haruslah mantap, juga yang lainnya. Riak gelombang akan bervariasi nantinya, besar kecil. Memilih menjadi keluarga “rumput” ataukah keluarga “pohon” yang tinggi dan kokoh akarnya. Makin tinggi keinginan, makin tinggi pengorbanan dan tempaan ujiannya
Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yuniwwaj’alnaa lil muttaqiina imaamaa “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri/suami kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”
(Alfurqan: 74)
Aku tak tahu kapan akan bertemu dengannya. Mungkinkah dalam hitungan hari? Ataukah dalam hitungan beberapa waktu ke depan? Yang jelas ialah sang matahari pemegang kata-kata. Ialah kapten safinatunnajahku. Maka siapapun, ia adalah seseorang yang memberiku tiket ke surga, bersama keluarga memperjuangkan risalah-Nya yang suci nan sempurna. Allah akan memberiku di waktu yang tepat, amin.
Fashbir.... shabrun jamiil..