MasyaAllah tabarakallah, salah satu program anak² sejak beberapa hari lalu adalah belajar berhitung. Isi kegiatan selama liburan sambil review kembali pelajaran yang harus dibenahi sebelum masuk ke jenjang berikutnya yang lebih seru. Taukan, pelajaran anak sekolahan jaman sekarang. Lebih menantang.
Potensi yang berbeda tiap anak juga kerap menjadi ujian. Yang terpenting jangan sampai keluar statemen mengecilkan satu dihadapan yang lain. Membanding²kan. Karena eh karena, ada kekurangan, tapi pasti ada kelebihannya juga.
Bagaimanapun, sikap awalnya ada pada orang tua, yakni:
1. Ikhlas menerima dengan segala kekurangan tersebut. Sebagaimana orang tua juga memiliki kekurangan.
2. Menyadari bahwa kekurangan merupakan potensi lain dalam diri seseorang. Saya sepakat dengan pendapat mbak Maudy Ayunda, bahwa insecure itu bisa menjadi bakal buat jadi seseorang lebih berambisi pada kekurangan dia. Bahwa dia merasa tidak tau apa-apa, tidak bisa melakukan apa-apa, kemudian dia menjadi haus dan lapar akan pengetahuan, untuk bisa tumbuh dan melakukan perbaikan terus menerus.
Dengan kata lain, kekurangan akan menunjang kelebihan seseorang, jika dikelola dengan baik. Dijamin potensi yang dipunyai akan lebih melejit lagi. Bahkan, akan terbiasa keluar dari zona nyaman.
MasyaAllah, keren ! πͺπ
Selain itu...
3. Memiliki support system yang positif dan terbaik. Pertama, keluarga. Kedua, lingkungan masyarakat. Ketiga, sekolah. Keempat, negara. Ke 4 elemen ini mampu membentuk dan memfasilitasi seseorang untuk memperoleh kehidupan yang baik tentunya. Hanya saja untuk kondisi saat ini kita banyak sekali mendapatkan tantangan dan hambatan. Dengan aturan hidup yang diterapkan saat ini menjadikan keluarga rentan bermasalah, lingkungan bermasalah, sekolah yang mungkin kurang cocok dengan visi misi keluarga kita, dan negara yang menganut liberalisme. Maka, sambil mengokohkan benteng pertahanan dari rumah dengan mengokohkan pemahaman aqidah dan terus menuntut ilmu agama, berteman dengan orang-orang sholeh. Kemudian memilih sekolah yang sesuai visi misi keluarga kita.
Jangan lupa pula kewajiban kita beramar ma'ruf nahiy munkar kepada masyarakat dan penguasa agar menerapkan Islam yang akan menjamin pemenuhan ekonomi, pendidikan, pergaulan baik ditengah masyarakat, dll. Sehingga terbentuklah jiwa atau kepribadian idaman pada diri seseorang, yakni kepribadian Islam.
Gak heran sih ketika Islam diterapkan, keberhasilan peradabanpun diraih. Potensi manusia melejit dan melahirkan banyak ilmuwan muslim pemantik saintek dunia, para ulama hebat, universitas terbaik, fasilitas transportasi, kesehatan, pendidikan, tata kota, semua terbaik.
Emak-emak fokus menjadi madrasatul ula dan dimudahkan mengembangkan potensinya pula lho, memiliki karya dengan kesibukannya sebagai ummu wa robatul bait. Healing dan glowwingpun menjadi lebih mudah.. π.
Bapak-bapakpun sebagai pencari nafkah tak perlu pusing tujuh keliling mikirin kerjaan karena udah dikasih kerjaan ama negara. Gak perlu pusing mikirin dana pendidikan, transport, tempat tinggal, pajak ini itu, dsb. karena tata kelola harta oleh negara melalui baitul mal sudah menjamin pemenuhan kebutuhan primer rakyatnya..
Konsekuensinya, lingkungan dan negara menjadi layak anak, layak emak, layak bapak, layak usia lanjut. Layak bagi semuanya. Bahkan layak hewan dan tumbuhan sekalipun. Pinjam istilah dikit yang suka tren sekali setahun.. hehe. Kalo barat PBB punya istilah kota layak anak yang sarat muatan liberalisme, dalam Islam ada '"Islam rahmatan lil 'alamiin". Aturan Islam menjadi rahmat bagi seluruh manusia, baik muslim, bahkan non muslim sekalipun. π₯°
Yup, Sekian corat coret sambil ngelonin anak.
Semoga bermanfaat dan semoga segera terwujud janji Allah: penerapan syariah dibawah naungan Khilafah, aamiin.
Tak lupa..
Mohon maaf lahir bathin, selamat hari raya Idul Adha 1443 H. Semoga kita bisa meneladani sikap taat keluarga Nabi Ibrahim AS, aamiin yaa Robbal alamiin π€²π₯°
Tidak ada komentar:
Posting Komentar