Awalnya mereka minta dibelikan juga katto-katto, hanya berhubung melonjakmi harganya katto-katto, akhirnya dibelikan saja yang sesuai budget, hehe.. yang penting ada rewardnya. Alhamdulillah walau tanpa katto-katto, tetap hepi 🤭.
.
.
Jadi ceritanya, mobil-mobilan versi sederhananya stimulus buat kalau sdh mencapai target perbaikan hafalannya di Juz 29, bakalan dikasih yang ada remotnya. Kakak tdk akan dikasih walaupun telah lulus tes, kalau adiknya belum selesai. Jadi, spy sekalian dan mereka juga saling memotivasi, dikasihnya nnt setelah adiknya lulus tes.
.
.
Semakin menginginkan hadiahnya, semakin bagus. Kakaknyapun suka jadi tim dumba-dumba 😆. Gemes dia tuh kalo lihat adiknya kelupaan ayat, sampe jingkrak-jingkrak, padahal hafalan adiknya lebih banyak. Soalnya ingat iming-iming, kalau adik belum lulus, dia belum dapat jg, makanya geregetan. Akhirnyapun kadang membantu adiknya murojaah, sehingga ummi harus juga mengingatkan untuk murojaah batas hafalannya pula, hehehe. Trus nanti mereka tanyakan lagi, kalau sudah lulus tes juz sekian apalagi hadiahnya?..
.
.
Tak mudah bagi seseorang melakukan aktivitas menghafal. Jadi kita wajib menghargai usaha anak-anak dalam menghafal, yang mereka menempuh perbaikan hafalan bersama para ustadz dan ustadzahnya juga tak mudah. Karena menghafal itu, tak sekedar mirip saja, namun harus tartil serta mutqin.
.
.
Tak jarang orang menegur saya: "anak-anak jangan dipaksa". Padahal yang benar bahasanya bukan dipaksakan. Semuanya diawali dengan pengorbanan orang tua.
.
.
Tak mengapalah, kita harus nabung selama mereka berjuang menyelesaikan juz demi juznya, atau surah demi surahnya, ayat demi ayatnya. Kita menghargai setiap prosesnya. Dan semuanya disesuaikan dgn masing² orang mau reward seperti apa.
.
.
Tak apalah kita menikmati proses ketika tahap pengenalan, hingga pembiasaan yang peeenuh tantangan. Bukankah keberhasilan itu tdk diraih secara instan. Kita harus ikhlas terseok-terseok dulu, bahkan mungkin saja terjatuh dulu, dsb. Namun dengan itu semua kita bisa menikmati hasilnya di kemudian hari.
.
.
Semua yang kita lakukan tak akan sia-sia. Allah selalu menghargai proses kita, ketika manusia hanya bisa melakukan penilaian saja. Tapi Allah akan memberikan pahala berlimpah bagi orang-orang yang ikhlas 🥰.
.
.
Semangat ummahat, semoga urusan-urusan kita mendapatkan kemudahan oleh Allah SWT, aamiin allaahumma aamiin.
Rabu, 07 Desember 2022
#CatatanTahfidz01
Sabtu, 22 Oktober 2022
Rindu Baitullah
Jumat, 09 September 2022
Dzamir Mau Hadiah sorban.. 🥰
Senin, 11 Juli 2022
Target, Self Reward, dan Tahfidz
Sabtu, 09 Juli 2022
Kepoin Ummahat Inspiratif, WHY NOT ?!
Jumat, 08 Juli 2022
Celoteh Malamku tentang Anak, Potensi Diri, dan Support Sistem Terbaik 😘
Kamis, 30 Juni 2022
instrument/ Alat Belajar dalam Aktivitas Tahfidz
Kamis, 16 Juni 2022
Diingatkan Kembali ke Zaman Sebelum Hijrah dan Kontemplasi Zaman Now
Buka² dokumen untuk pembelajaran homeschool si bungsu. Eh, ternyata masih ada tersisa bukti otentik hasil berburu di jaman doeloe. Aneka Yess doonk, jaman kapan itu yak.. 😅
Berburu pernak-pernik mulai dari kaset, CD, poster, stiker.
Jejak masa muda yang #PernahTenggelam saat belum tersentuh dakwah. Hingga akhirnya, ketemu majalah permata, majalah ummi, majalah hidayatullah, buletin² remaja muslim, tulisan²nya Kang O. Sholihin, dsb.
Bertambah level diajakin ke kajian² Islam sama orang-orang baik, masyaAllah... hingga akhirnya tumbuh kesadaran, lalu hijrah, kemudian ikut ngajakin sodara lainnya buat hijrah bareng.
Karena ternyata keindahan yang disuguhkan oleh sistem sekuler saat ini, banyak hal-hal yang palsu dan bertentangan dengan islam, akan mengeraskan hati kita dalam menerima kebenaran, terlebih lagi liberalisme yg meralutkan kita ke dalam definisi kebahagiaan yang keliru.
Kita akui, saat ini arus pemikiran liberalisme yang mencekoki generasi termasuk remaja levelnya jauh lebih tinggi, unsur² liberalismenya mengerikan. Banyak pesan berbau l9bt yang di sampaikan lewat para idola, apalagi idola oppa² korea. Ngeship/ ngejodoh²in idolanya yang sesama jenis, yang sekilasnya cute padahal sedang menginstal orang / anak² kita untuk menerima hingga terbiasa dgn perilaku yang demikian. Kalau sudah begitu, peluang untuk melakukan hal yang sama juga lebih besar.
Ironisnya, ummat juga selalu ditakut²i masalah radikalisme, intoleransi, dll (islamophobia). Sehingga orang lebih memilih menjadi moderat yang menjauhkan muslim dari aqidahnya, ketimbang mengamini Islam kaffah. Padahal, hal tersebut pasti akan dimintai pertanggungjawabannya. Terlebih lagi dampaknya bagi ketahanan keluarga yang sangat besar.
Inilah PR besar bagi kita semua. Bahwa kita semua memiliki kewajiban untuk beramar ma'ruf nahi munkar dan memperjuangkan Islam Kaffah, agar kewajiban hijrahpun bisa terselenggara dengan baik, sehingga negeri ini menjadi negeri yang aman sentosa dan sejahtera. Baldatun thoyyibatun wa robbun ghofuur.