Pages - Menu

Kamis, 01 Desember 2011

Menyuburkan “tanah” yang tandus.. tetaplah berikhtiar

Mempelajari lahan. 
Ia pecah-pecah akibat keringnya sekularisme. 
Ia panas akibat ketidakjujuran terhadap aqidah.
Ia lembab akibat sejarah yang kini hanya terlihat formalitasnya saja.
Susunannya lemah tak beraturan.
Namun tanah tetaplah tanah. 
Ia harus digarap agar subur. 
Bisakah???

Ketika orang lain berbicara sejuta bahasa, tetaplah bekerja.
Cangkullah sawah itu dan taburi dengan benih. Ketika orang
lain berdiam tak tahu harus berkata apa, teruskan kerja.
Siangi dan airi putik-putik yang baru bertunas itu. Ketika
orang lain saling tuding saling hunus, bekerjalah dalam
istirahat. Senandungkan seranai pengundang angin dan
gerimis. Ketika orang lain terlelap pada tidur nyenyak mereka,
jangan putuskan kerja anda. Bekerjalah dengan doa dan harapan;
"Semoga ikhtiar ini menjadi kebaikan bagi segenap semesta."
Maka, ketika orang lain tergugah dari peraduannya, ajaklah
mereka untuk mengangkat sabit memungut panen yang telah masak.
Bila mereka tak jua berkenan, jangan kecil hati. Terus dan
tetaplah bekerja. Bekerja, karena itulah yang semestinya kita
kerjakan.

Apa pun yang terjadi di muka bumi, sang mentari tak berhenti sedetik pun dari kerja; mengipasi tungku pembakaran raksasanya;
menebarkan kehangatan ke seluruh galaksi. Maka, tak ada alasan
yang lebih baik untuk keberadaan kita di sini, selain bekerja,
mengubah energi hangat matahari menjadi kebaikan semesta.

***************
Sebuah ungkapan batin yang Terinspirasi dari geliat kota sekarang, persembahan bagi diri sendiri dan para aktivis dakwah yang terus menabur “pupuk” pada “tanah” kering dihadapan.  Bergelut dengan parahnya system dan kesibukan dunia, Dakwah tetap nomor 1… PASTI BISA!!!

amanah

22 Juni 2011. Hari ini, aku merasakan sesuatu yang begitu luarr biasa. Kupandangi kertas-kertas itu dan kutatap wajah dihadapanku, Jantungku berdegup kencang, tanganku dingin. Amanah yang diberikan begitu berat. Ternyata benar kata teman-teman. Untuk itu, tidak boleh main-main. Harus serius!!. Agenda ke depan mustilah lebih berat,, mungkin karena azzam kita sendiri yang menginginkan kehidupan yang Istimewa, maka ujiannya juga tidak biasa-biasa saja. 


Amanah. Sebuah kata yang begitu besar tanggungjawabnya. Begitu berat dijunjung, namun kita musti bisa mengembannya. Harus bisa!!! Ini sudah menjadi konsekuensi pilihan. 


“Tunaikanlah amanah terhadap orang yang mengamanahimu dan janganlah berkhianat terhadap orang yang mengkhianatimu” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)


Tak ada orang yang tak punya amanah. Ketika ia adalah makhluk ciptaan Allah swt. Maka ia mempunyai amanah. Konsekuensi aqidah itulah yang menjadi amanah. Ketika kita melenceng dari berbuat tunduk padaNya, maka kita tak amanah namanya. 


“Tiada beriman orang yang tidak memegang amanah dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji” (HR. Adailami) 


Astaghfirullah… ya Allah jauhkanlah kami dari sifat dan sikap tak amanah. Amin.

Artikel Terkait

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers