Pages - Menu

Rabu, 23 November 2011

Menemukan Surga...



C.I.N.T.A.; CINTA.. Sebuah kata yang elok untuk melukiskan sejuta keindahan yang begitu berharga.  Insan manusia sering mengartikannya sebagai sesuatu yang dirasakan oleh bathin dan sulit untuk ditinggalkan.  Tak jarang pembuktiannyapun menguras seluruh potensi.

Subhanallah, kekuatan cinta begitu luar biasa.  

 Lalu seperti apakah cinta suci itu?



CINTA SUCI


Cinta adalah ketulusan hati, kenikmatan memberi, kasih sayang, dan kelezatan pengorbanan. Apa yang dimaksud dengan seagung-agung dan sesuci-sucinya cinta adalah cinta kepada Sang Maha Agung dan Maha Suci. Ketika anak adam mengagungkan cinta selain kepadaNya, maka itulah yang dimaksud dengan nafsu berselimut cinta. Namun saying, banyak diantara manusia yang luput dari cinta yang benar dan terjebak dalam cinta yang salah. Inilah akibatnya jika seseorang terlena dan tertipu oleh mata kepala. Hal ini wajar saja, kita sering tidak menyadari bahwa cinta itu tersimpan rapih dalam hati, bukan dimata atau kepala. Ketika cinta itu hanya berhenti terjebak di mata kepala, bukan mata hati, maka seseorang tak akan mampu merasakan ketulusan hati, kenikmatan memberi, kassih saying, dan kelezatan pengorbanan.  Ketika ia adalah seseorang yang mampu melihat segalanya dengan mata hati maka dengan mudah ia mencintai dan membenci dengan benar, yaitu memncintai dan membenci karena Allah.  Ya, Inilah segelintir cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah kepada hambaNya untuk melihat seberapa besar cinta hamba kepada Rabbnya.. Subhanallah.

 “Allah teramat cinta kepada yang mempersembahkan cinta kepada-Nya”.



DAHSYATNYA ALLAH SWT


Kemudian ada apa dengan perasaan tidak suka, cekcok, dan semacamnya?. Nah, inilah dahsyatnya Allah.  Dia menciptakan perasaan yang mengalir dan tersimpan rapih dalam batin manusia begitu bervariasi. Kita bisa merasakan cinta, sedih, benci, galau, kecewa dsb. Inilah anugerah terindah dari Sang Maha Pencipta yang patut kita syukuri. Fitrah yang tertanam dan hanya Allahlah yang mampu menciptanya. Sejuta robot buatan manusia tak akan bisa menyamai sempurnanya ciptaan Allah.  


Gembira, ada senyum ada tawa. Keduanya merupakan reaksi atau respon terhadap rasa senang, riang, dan suka.  Subhanallah, Allah begitu hebat mengajarkan kepada hamba-Nya yang sholeh bahwa kelak mereka akan tersenyum di hadapan Allah yang menghadirkan keagungan wajah-Nya. Bahkan rasanya akan berkali-kali lipat nikmatnya. Begitu cintanya Allah pada kita. Allah mencintai kita lebih besar dari induk mencintai anaknya.


Kita dibuai dalam cinta ibu, dalam sentuhannya yang pelan membiarkan kita nikmat dalam mimpi. Mengusap kita dengan sentuhan kasih. Berada didekapnya, kita merasakan hangatnya hidup dan cerahnya dunia. Ibu membiarkan kita menikmati masa kecil dalam bermain dikala ia menatap getirnya mencari dan bertahan dalam era kapitalisme yang menyulitkan. Panasnya medan dan hujan yang mengguyur rela ia hadapi demi masa depan si kecil pujaan hatinya. Dalam asanya, ibu ingin masa depan yang cerah mampu digapai oleh sang buah hati. Oleh karenanya, tak jarang ibu menangis memikirkan kehidupan masa yang akan dating.
Tangisan, anugrah Allah yg membuktikan betapa lemah dan terbatasnya manusia. Tangisan, meluluhkan kesombongan, kepongahan, dan keangkuhan kita. Betapa kekuatan hanyalah milik Allah ta’ala. Air mata adalah pemberianNya yang membersihkan kita “wajah” manusia yang mengaku penuh dengan noda agar hamba yang senantiasa memuhasabahi dirinya bahkan dengan linangan air mata dan cinta yang suci kelak mampu melihat indahnya surgaNya. Wallahu’alam…

(EFM_Ana Sumayyah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Artikel Terkait

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers